no title

Mengingatmu,

Saat menanti hujan turun
Langkah demi langkah menapaki jalan berdebu
Di antara panas meranggas yang menelan setiap helai
daun
Menjatuhkannya ke pelukan hangat tanah yang
tak kalah meranggas
Mengingatmu,
Saat menanti hujan turun
Saat aku menanti hujan turun
Entah denganmu
Langkah demi langkah
Berharap perjalanan ini sekian detik lebih
panjang
Berharap bisa lebih lama berjalan disampingmu
Berharap waktu yang sekian detik itu mampu
mengungkap rasa
Rasa yang bahkan tak sampai terangkai menjadi
kata
Rasa yang tak sampai…

Hingga saat titik air pertama menghantam
tanah
dan bau tanah basah menguar memenuhi
penciumanku
membawa harap bagi pepohonan,
dan membasuh serpih-serpih terakhir harapku
Menatap sosokmu yang kian mengabur
Kian samar diantara derasnya hujan
Sesamar dirimu di ingatanku
Jalan yang kita pilih telah membawa kita
terpisah
Begitu jauh
Hingga sulit rasanya mengingat
kita pernah berjalan bersama di hari
berhujan itu
jejak demi jejak pun terhanyut bersama air
menyisakan secuplik kenangan
dari satu potongan hari
yang masih tertinggal
meninggalkan hanya secercah pedih di sudut mata
meninggalkan kita
kita yang lalu terurai menjadi kau dan aku
menjadi kau
dan aku
Di penghujung jalan, hari
terakhir bulan juni.

Resep SS *)

*) Sambel Simbok
Sebagai cewek, kadar ke-kepo-an saya sebenernya berada pada level
biasa-biasa aja. Tapi lho, sejak nikah lha kok tingkat kepo saya mendadak meningkat drastis. Saya hobi mengintili mengamati ibuk mertua saat memasak, dengan
tekad NYONTEK RESEP! 
ahahaha, ga keren ya. Biarin ah… kan sebagaimana salah satu orang bijak (jangan tanya siapa, pliss) menyatakan, 

Peniruan adalah salah satu bentuk pengakuan prestasi
terbaik

atau yang sejenis itulah artinya, hihihi. Jadi ya kangmas mbakyu, resep-resep blio memang beda, tidak biasa, dan yang paling penting cocok di lidah suami saya.
Susah lho, selera dia rada-rada aneh unik soalnya.
Dan hari ini resep yang berhasil saya contek adalah Sambal
Tomat Legendaris yang selalu dibangga-banggakan suami. Pernah sih dia
ngajarin saya resepnya. Tapi ternyata, pfffhhh…metode dan hasilnya bukan
seperti sambal made by simbok morotuo.
Lagian saya juga sih, bisa-bisanya percaya resep dari orang yang pegang panci cuma
kalo mau rebus mie instan *ampun kaka, ampuuuun…*
Nah, sebelum saya makin melantur membahas hal-hal gak
penting, langsung aja ke resepnya ya kangmas mbakyu 🙂
Bahan :
1 mangkok tomat diiris tipis-tipis (kurleb 5 buah tomat
sedang)
8 buah cabe merah keriting
2 siung bawang putih
2 bungkul bawang merah
garam secukupnya
minyak untuk menumis
Cara membuat :
1. Haluskan cabe, bawang putih dan garam. Tambahkan bawang
merah, ulek kasar.
2. Goreng tomat dalam minyak panas secukupnya, bolak-balik
sampai setengah matang.
3. Tambahkan ulekan sambal, terus goreng sampai matang dan
wangi.
4. Bisa ditambahkan bawang merah goreng (optional)
(Foto menyusul kalo udah ketemu ya)

Saya terlalu malas bikin bawang goreng. Tapi tanpa ini pun
udah lulus uji supervisi ibuk mertua, yaaay!

Ada yang punya resep sambal keluarga juga? Monggo dibagi, saya siap menyontek menampung 🙂