Tiket Madiun Jaya Klaten – Madiun |
Category: Uncategorized
Subsidi nikah buat para jomblo
subsidi jomblo |
Setelah dua hari menikmati harga baru BBM, terlibatlah dua insan, sebut saja Margono dan Gondes, dalam sebuah perbincangan di sebuah angkringan di depan Bank Jateng Karanganyar.
“Ndes, hatiku galau” keluh Margono sinambi nyruput teh jahe panas favoritnya.
“Ada apa dimas, kok sajaknya hatimu galau sangat?” sambut Gondes sembari nyokot tahu bakso plus ngletus lombok.
“BBM mundak, piye janjiku karo calon morotuoku ya? Mumet tenan iki”
“Dipikir ro ngombe teh jahe sik, kene tak rewangi mikir. Sebagai pren, aku selalu di sampingmu, masio mung nang angkringan, hehehe”
“Begini nak, yen BBM mundak, otomatis rego-rego liyane ya mundhak. Lha yen opo-opo mundhak, berarti kebutuhan nikahku yo mundhak to? Gek tabunganku ki mung cukup nggo prognosa resepsi akad lan tetek bengeknya sebelum ada kenaikan ini. Piye yo ndes? Mosok aku harus menunda menghalalkan hubunganku? Selak ngakik nyaiiii”
“Lha dalah, kowe? Meh rabi? Ciyus? Kapan pacarane???”
“Pacaran? Ta’aruf yo ndes! Wis ra jaman saiki pacaran, dosa! Udu muhrim, ngono kae jare pak ustadz. Makane suk melu aku ngaji, men isoh ta’aruf, hehe” sanggah Margono klecam-klecem.
“Keren kowe gon, aku ae durung wani rabi, rung mapan. Bojoku ngko arep tak pakani opo?”
“Hehe, tenang ndes. Banyak jalan menuju roma, tidak ada rotan akarpun jadi. Ra duwe modal utang pun jadi, haha”
“Seandainya subsidi BBM yang katanya dialihkan itu, diambil 700 miliar ae alias 1% seko total subsidi nggo nyubsidi jomblo modal rabi nang KUA mesti keren yo gon, pirang jomblo ae kuwi le ketulung seko maksiat berdua-duaan dengan yang bukan muhrimnya?”
“Wah, njanur gunung ndes, utekmu rodo mlethik” sergah Margono.
“Aku kok dhi….., hahaha” sahut Gondes bangga.
“Sik sik… yen dipikir-pikir idemu iki mathuk kok ndes, jare pak ustadz yen rakyat negoro kuwi podo ngibadah ra kakean dosa, bakal dianugrahi Gusti Allah keberkahan, gemah ripah loh jinawi. Masuk… masuk…” Margono manthuk-manthuk.
“Lha terus saiki piye nasib janjimu kuwi mau? Opo tak utangi? Ngene-ngene aku yo duwe tabungan cukup nggo urip seminggu ngarep, mbok jilih separo yo gapopo, kita kan pren!”
“Ra sah nganti ngono ndes, koyo sing tak omongke nang nduwur mau, banyak jalan menuju roma. Yen nggo tujuan apik, ngibadah opo meneh, mesti Gusti Allah maringi dalan, aku yakin kuwi!” kata Margono sembari mengepalkan tangannya.
“Ora sia-sia awakmu le kekancan karo aku sak prene gon, ketularan semboyan uripku.”
“Emange semboyan uripmu opo?”
“Dipikir karo ngangkring! hahaha”
“Wahaha, iyooo masuk…”
Hujan masih malu-malu meneteskan airnya, malampun masih dingin, dan trotoarpun masih dicungkili lantainya. Komplek alun-alun Karanganyar sedang ada proyek renovasi.
Jreng.. Pertamax turun harga 300 repes
BBM Naik Rp 2.000,- |
Sampeyan sekarang agak kurusan!
Inflasi pada tarif bus Sumber Kencono & Mira
karcis bus Mira |
Stage terakhir menuju bebas riba
Semangat bebas riba |
- Kredit Tanpa Agunan (KTA) Bank Mandiri, akad sekitar akhir 2009 dulu pinjem karena complicated matters, alhamdulillah akhir 2013 kemarin sudah ditutup, walaupun beberapa kali ditelpon sama orang Mandiri buat top-up atau nerusin lagi saya tolak, NEHI! Pinjaman ini lunas sesuai dengan masa pinjamannya.
- Kredit Perumahan Rakyat (KPR) Bank Mandiri rumah seken pertama kami, akad sekitar akhir tahun 2010, sebabnya pun juga agak aneh karena sebenarnya cuman iseng tanya-tanya rumah dijual tapi malah kebablasen, akhirnya untuk ngumpulin uang mukanya saja juga lumayan ribet. Kesimpulannya jangan beli rumah kalau belum siap. Alhamdulillah, setelah menabung beberapa tahun, bulan November ditahun ke-4 dari 5 kami berhasil mengakhiri derita potongan bulanan itu, bye bye Bank Mandiri.
- Kredit Tetap (Kretap) BRI, akad sekitar pertengahan 2012, rencana mau buat bisnis. Nah disini ada cerita menarik, bisnis itu istri kurang sreg, tapi saya tetep maju, alhasil ya gitu.. duitnya sampai sekarang juga belum balik. Pelajarannya, jangan bisnis jika istri tidak sreg atau ikhlas. Alhamdulillah inilah hutang bank kami yang terakhir yang semoga bisa kami lunasi tahun ini, harapannya kami bisa merdeka dari riba, insya Allah. Mari menabung!
Jupiter MX, tembus 50 km per 1 liter pertamax
- 17,78 km (SPBU Popongan Karanganyar – Masjid Raya Sarangan Magetan)
- 14,50 km (Masjid Raya Sarangan – Masjid Barat Pasar Ngariboyo Magetan)
- 36,05 km (Masjid Barat Pasar Ngariboyo – SPBU Takeran)
68,33 km : (Rp 15.000/Rp 11.100)liter = 50,5642 km/liter
Husnuzhan Pun Perlu Ilmu
Husnuzhan perlu ilmu |
Belum tibakah masa untuk mengambil pelajaran? Tidak tergesa-gesa mengambil kesimpulan dan mempercayai. Tidak pula berlamban-lamban. Janganlah karena ingin husnuzhan, lalu mengabaikan pentingnya memeriksa. Jangan pula karena husnuzhan, lalu hilang kehati-hatian dan kecermatan. Bahkan terhadap yang sangat kita percayai pun, tatsabbut itu penting.
Sesungguhnya, husnuzhan tanpa ilmu adalah kebodohan yang sangat besar. Ia menjerumuskan sejauh-jauhnya dari kebaikan bersebab mempercayai orang fasik. Husnuzhan itu ditetapkan pada orang-orang yang memang dikenal kebaikannya sebagaimana pada kasus haditsul ifk. Bukan terhadap orang fasik.
Mari kita renungi kembali firman Allah Ta’ala dalam Al-Qur’anul Kariim seraya mengingat asbabun nuzul agar tak salah kaprah soal husnuzhan.
“Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukmin dan mukminah tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata, “Ini adalah suatu berita bohong yang nyata.” (QS. An-Nuur ,24: 12).
Tidakkah engkau perhatikan kaidah husnuzhan itu?
Bagaimana jika seseorang itu tidak diketahui keadaan pribadinya? Tidak mendukung, tidak memastikan kebaikannya dan tidak pula keburukannya.
Kita perlu berhati-hati dalam menerima berita. Bahkan tak mudah takjub oleh yang tampak gegap gempita. Belajarlah dari kasus Masjid Dhirar agar tak mudah takjub terhadap yang tampak baik:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujuurat, 49: 6).
Perhatikan, terhadap orang fasik harus hati-hati.
Jadi, husnuzhan pun tidak asal. Apalagi menyebabkan kita serampangan mengambil berita, lalu menyerahkan kepercayaan sepenuhnya.
sumber: Mohammad Fauzil Adhim
Berkendara melewati jalur alternatif tercepat Tawangmangu (Karanganyar) – Sarangan (Magetan)
Rute ini adalah rute yang menurut saya tercepat selama kurang lebih setahun saya menjelajahi Madiun – Karanganyar via jalur Gunung Lawu. Karena saya kurang pandai bercerita, maka langsung saja saya berikan rekaman berkendara saya jumat sore kemarin, setiap jumat sore saya pulang mudik ke Madiun dari Karanganyar. Kebetulan saya memakai aplikasi MapMyRide di handphone android saya, jadi rencana saya untuk membagi jalur ini kepada netizen akhirnya terlaksana juga, setelah sekian lama saya mendapati banyak biker yang motornya lebih kencang dari motor saya ternyata lebih lama sampai ke puncak lawu di Cemoro Sewu, ga sombong, sumpah 😀
View Larger Map
Catatan: start awal dari SPBU Popongan (Karanganyar) dan berakhir di Masjid Raya Sarangan (Magetan)
Gahzwul Fikri (Perang Pemikiran) – Pengertian, Alasan, Tujuan, dan Cara Mengatasinya
Pengertian Ghazwul Fikri
Ghazwul fikri berasal dari kata ghazw dan al-fikr, yang secara harfiah dapat diartikan “Perang Pemikiran”. Maksudnya ialah upaya-upaya gencar pihak musuh-musuh Allah untuk meracuni pikiran umat Islam agar jauh dari Islamnya, lalu akhirnya membenci Islam, dan pada tingkat akhir Islam diharapkan habis sampai ke akar-akarnya.
Perang pemikiran atau ghazwul Fikri adalah cara lain dari barat untuk menghadapi umat islam khususnya dalam merusak sendi-sendi islam bahkan keseluruhan. Perang pemikiran berbeda dengan perang militer atau fisik. Perang pemikiran lebih ‘mudah’, hemat waktu dan biaya bahkan lebih efektif dari perang fisik yang banyak menguras tenaga juga biaya yang tidak sedikit.
“Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah menolaknya, bahkan berkehendak menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu tidak menyukainya benci.” ( At-Taubah: 32; ash-Shaf : 8 )
“…Mereka tidak henti – hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah sia-sia amalannya di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal didalamnya.” (Al-Baqarah: 217)
Dari ayat-ayat di atas kita mengetahui bahwa kita tidak akan pernah berhenti melawan musuh-musuh Allah dalam membela agama kita, Islam. Termasuk adanya Ghazwul fikri yaitu perang pemikiran yang digencarkan oleh musuh-musuh Allah seperti setan, jin, iblis, bahkan manusia itu sendiri.
Sejarah Ghazwul Fikri sudah ada setua umur manusia, makhluk yang pertama kali melakukannya adalah iblis laknatullah ketika berkata kepada Adam AS., “ Sesungguhnya Allah melarang kalian memakan buah ini supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat dan tidak dapat hidup abadi. “ (Q.S.Al – A’Raaf:20).
Dalam perkataannya ini iblis tidak menyatakan bahwa Allah tidak melarang kalian (Adam ‘alaihissalam), seperti yang telah dijelaskan ayat tersebut, tetapi iblis mengemas dan menyimpangkan makna perintah Allah ‘azza wa jalla. Sesuai dengan keinginannya, yaitu dengan menambahkan alasan pelarangan Allah yang dibuat sendiri. Iblis tahu bahwa Adam ‘alaihissalam tidak punya pengetahuan tentang sebab tersebut.
Di era saat ini, ghazwul fikri terus berkembang, bahkan menyesatkan kaum-kaum muda dan intelektual. Sekedar Contoh, negara barat dengan berbagai lembaga dan wadah kegiatannya, banyak memberikan fasilitas beasiswa studi gratis ke luar negeri. Pemuda dan pemudi yang cerdas dari negeri muslim ditawari untuk kuliah di universitas-universitas favorit yang di sana. Di bidang ilmu-ilmu sosial, mereka dipilihkan ke program studi yang rentan terhadap ghazwul fikri, misalnya filsafat, antropologi, sosiologi, dan lain-lain. Mereka ‘dikaderisasi’ untuk menjadi ahli dibidang tersebut, kemudian dipulangkan ke negeri masing-masing. Harapannya, mereka dapat menjadi pelaku utama dalam ghazwul fikri atau merusak Islam dari dalam. Biasanya mereka membawa perubahan dan pembaharuan atau modernisasi. Semua yang mereka ‘kader’ akan dikondisikan sedemikian rupa dengan segala cara sehingga rusak dan luntur rasa keagamaan (Islam)nya, luntur akidah, akhlak dan rusak pemikirannya. Mereka didekatkan dengan lawan jenisnya yang cantik atau tampan, diajaknya minum-minum, jalan-jalan, kumpul kebo, atau yang lainnya, diajak diskusi secara kontinyu dengan tema-tema yang dapat menggiring kepada pelecehan dan perendahan Islam oleh orang-orang tertentu yang ahli dan dipaksa membuat karya tulis dengan literatur yang telah ditentukan dan merusak Islam. Akhirnya setelah studinya selesai dan pulang ke negerinya, si pelajar atau mahasiswa tersebut menjadi orang yang telah tercabut dari akar budaya dan keislamannya.
Jika yang menjadi korban ghazwul fikri adalah seorang tokoh terkemuka dan berpengaruh, maka racun ghazwul fikri itu segera menjalar secara cepat, karena tokoh tersebut akan diikuti dan ditiru oleh pengikut dan penggemarnya. Akhirnya, secara tidak sadar masyarakat terjerumus kedalam jurang kehidupan yang semakin jauh dari nilai-nilai dan ajaran Islam.
Alasan mereka melakukan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) karena beberapa hal,
Pertama, Sulitnya mengalahkan umat islam secara militer. Hal ini membuat mereka stress karena mereka sudah banyak memakan biaya yang tidak sedikit, tenaga yang besar bahkan telah mengorbankan warga-warga mereka dalam perang fisik itu yang juga tidak sedikit warga mereka yang tewas. Terbukti dengan adanya perang di Palestina, Afghanistan dan masih banyak lagi negeri-negeri muslim yang mereka perangi namun kemenangan untuk mereka tidak pernah datang padahal negeri-negeri (muslim) yang mereka perangi jika di bandingkan dengan mereka baik dalam hal teknologi, persenjataan, kekuatan Negara dan juga tentara-tentaranya sangat jauh tertinggal dari mereka.
Kedua, karena biayanya lebih rendah, mereka tidak perlu membeli tank-tank, pesawat-pesawat, amunisi. Yang mereka perlukan hanya menyebarkan ide-ide yang mereka usung keseluruh belahan dunia dengan tujuan imperialisme-kolonialisme. Bahkan dengan cara ini yang tidak terjangkau oleh perang fisik bisa terjangkau dengan perang pemikiran, sebagai contoh; dalam perang pemikiran media yang mereka pakai sangat banyak mulai dari media massa; cetak, elektronik dsb-nya, karya2 ilmiah, mendirikan Lsm2, lembaga2 pendidikan, buku-buku bahkan ‘lewat mulut’ pun mereka lakukan. Dari media2 inilah mereka bisa menjangkau apa yang tidak terjangkau. Lewat buku2 mereka bisa menjangkau dari kalangan awam sampai kalangan terpelajar, bahkan yang lebih menghawatirkan mereka melakukannya lewat media elektronik semisal televisi, orang2 yang belum kuat pemahaman (islam) nya dengan sangat mudah cepat terpengaruh dari media tersebut tak terkecuali anak2. Sangat menghawatirkan.
Ketiga, karena lebih mudah dilakukan berkat bantuan kaki tangan mereka dari kalangan umat islam sendiri, inilah ‘virus’ yang amat berbahaya dari segala virus, ‘virus’ ini lebih hina dan keji dari virus HIV/AIDS namun dari cara kerjanya sama, mereka menggerogoti ‘organ2′ penting agama ini yang mengakibatkan hancur dari dalam. Penganut liberalisme dari kaum muslimin sendiri termasuk ke dalam ‘virus’ hina ini, karna mereka mengusung ide2 yang bertentangan dengan islam, memuja kebebasan termasuk kebebasan menafsirkan Al-Qur’an sekehendak udel mereka, berkiblat pada barat, mengusung ide2 yang beasal dari barat.
Keempat, Hasilnya lebih memuaskan karena melanggengkan penjajahan barat terhadap dunia islam. Pemimpin2 negeri muslim yang berkiblat pada barat dengan mudah ‘di kontrol’ oleh mereka, bahkan menjadi boneka2 mereka yang menjalankan pemerintahan di bawah perintah asing (barat). Inilah yang melanggengkan cengkeraman barat di dunia islam. Inilah alasan2 barat melakukan Ghazwul Fikri (perang pemikiran) terhadap dunia islam.
Adapun sasaran-sasaran yang mereka tuju dalam melakukan ghazwul fikri,
Pertama, adalah mendangkalkan Aqidah hingga pemurtadan.
Kedua, menumbuhkan keraguan terhadap ajaran islam. Yang mereka lakukan adalah mengobok-obok hukum2 islam, mereka menyebutkan hukum2 islam sudah tertinggal oleh jaman tidak bisa diterapkan lagi dalam kehidupan sekarang, hukum potong tangan, rajam, jilid dsb-nya tidak manusiawi melanggar HAM dan berbagai macam komentar dari mereka yang bertujuan meragukan kaum muslimin dari agamanya. Tidak sedikit dari umat ini yang berpandangan sama seperti barat, namun mereka bukan dari kalangan SEPILIS (Sekulerisme, Pluralisme, liberalisme) yang berpendapat Hukuman potong tangan, rajam dsb-nya tidak manusiawi. padahal sejatinya Hukuman-hukuman itu adalah Jawajir dan jawabir , yaitu pencegah dan penghapus dosa. Inilah yang mesti diterangkan pada umat yang berpandangan seperti itu.
Ketiga, mereka menciptakan sekulerisme (memisahkan agama dari kehidupan). Mereka mengatakan Agama tidak perlu dibawa-bawa dalam aktifitas keseharian dan khususnya politik. Jika ada Pedagang yang mengatakan “kalo jualan bawa2 agama gimana mau kaya!” itulah hasil kerja dari orang2 penganut sekulerisme, mereka berhasil menjauhkan umat dari agamanya sendiri. Selain karna sekulerisme memang asas mereka yang mereka jadikan sebagai qaidah fikriyah(kaedah berpikir) dan qiyadah fikriyah (kepemimpinan berpikir) mereka juga bertujuan melemahkan dan menghancurkan Islam ini dengan cara menjauhkan kaum muslimin dari agamanya.
Keempat, menumbuhkan Islamphobia baik pada kalangan (umat) islam maupun kalangan non-islam. Mereka ‘menciptakan’ ide “Perang melawan Teroris” dan yang mereka ‘jadikan sebagai teroris’ adalah umat islam yang berjuang untuk menegakkan Panji-panji Laillahaillallah di muka bumi ini dan negeri2nya.
Kelima, merusak moral kaum muslimin. Mereka merusak moral2 kaum muslimin dengan cara ‘memperkenalkan’ pergaulan bebas, free sex, Clubbing, lagu2 cengeng tentang putus cinta, jatuh cinta, budaya pacaran dan segudang aktifitas lainnya yang banyak dilakukan kaum muslimin sekarang ini khususnya anak muda.
Keenam, memecah belah persatuan umat islam. Mereka memakai pisau analis yang ‘membagi-bagi’ kaum muslimin terdiri dari; Islam Radikal atau Islam Fundamentalis, Tradisionalis dan Islam moderat. Kaum muslimin yang menentang barat, barat kelompokan kedalam Islam Fundamentalis atau Islam Radikal, sementara kaum muslimin yang ‘wellcome ‘ terhadap barat mereka kelompokkan kedalam Islam Moderat. Inilah contoh kecil yang Barat lakukan dalam memecah belah kaum muslimin. Kita harus selalu waspada jangan sampai kita ‘merasa’ bagian dari salah satu ‘kelompok’ yang barat ciptakan di atas dan menganggap yang berbeda ‘kelompok’ adalah musuh.
Dan yang ketujuh, adalah melanggengkan kolonialisme baru di tengah2 dunia islam. Mereka menjajah, merampas kekayaan negeri2 muslim untuk kepentingan negara mereka. Mereka ‘membeli’ orang2 yang berpengaruh dalam negaranya agar dijadikan kacung-kacung (antek2) mereka. Dengan cara seperti itu mereka dapat mengendalikan negeri2 muslim karna para penguasanya telah mereka ‘beli’.
Inilah sebagian kecil dari Ghazwul Fikri (perang pemikiran), namun masih banyak lagi tujuan-tujuan, maksud-maksud, rencana-rencana busuk yang mereka kerjakan dan juga yang belum mereka kerjakan. Kita sebagai umat harus selalu waspada dan menambah pemahaman dan juga Tsaqofah kita agar kita dapat menangkal dan melawan perang pemikiran yang dilancarkan barat. Keep Ghirah wa istiqomah.. Allahu Akbar..
Cara Mengatasi Ghazwul Fikri dengan Fi Sabilillah
Fi sabilillah adalah jihad dalam arti umum, (jihad tangan, harta dan lisan), ia mencakup perang di jalan Allah dan dakwah kepada agama Allah serta segala aktivitas yang berkait dengannya.
Jihad dalam Islam tidak terpaku pada perang militer dengan senjata semata. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
جَاهِدُوا المُشْرِكِينَ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَأَلْسِنَتِكُمْ
“Berjihadlah melawan orang-orang musyrikin dengan harta, jiwa dan lisan kalian.” Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan an-Nasa`i, dishahihkan oleh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir no. 5401.
Bahwa tujuan jihad dalam arti perang adalah meninggikan kalimat Allah, hal ini juga terwujud melalui jihad dengan harta dan lisan dengan menjelaskan kebenaran dan membantah kebatilan melalui media yang sesuai dengan zaman, lebih-lebih di zaman ini di mana media informasi telah menyebar luas sehingga ia menjangkau pelosok bumi dan memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk pemikiran masyarakat, bahkan perang informasi melalui media masa lebih besar dampaknya daripada perang militer.
Penerapan pos fi sabilillah di zaman ini adalah
1- Pendirian kantor atau yayasan dakwah dan menanggung biaya pendanaannya yang menjadi tuntutan operasionalnya.
2- Mencetak buku-buku yang bertujuan menyebarkan ilmu syar’i dan dakwah kepada Allah serta mengedarkan kaset-kaset Islam yang membawa misi demikian.
3- Mendukung halaqah-halaqah al-Qur`an dan mendanai biaya operasionalnya, hal ini akan mewujudkan tujuan mulia yaitu pengajaran dan pengamalan terhadap kitab Allah.
4- Pendirian web-site di dunia internet dan membiayainya untuk menjelaskan kebenaran dan berdakwah kepada Allah dengan hikmah dan nasihat yang baik, lebih-lebih di zaman ini di mana teknologi telah menjadi sarana paling efektif dalam berkomunikasi.
5- Pendirian jaringan TV Islam dengan misi dakwah, hal ini termasuk sarana jihad dengan lisan yang paling agung, karena ia memberi dampak yang besar. Pendirian media siaran Islam (radio dan sejenisnya) untuk menyuarakan kebenaran sehingga ia menjangkau seluruh penjuru bumi.
6- Mendanai gerakan-gerakan dakwah dalam bentuk seminar, kajian, diskusi dan sejenisnya, termasuk mendukung kehidupan ekonomi para da’i dan muballigh sehingga bisa lebih konsentrasi menekuni lahannya.
7- Pendirian majalah-majalah dan koran-koran Islam dengan misi dakwah yang shahih kepada kitab Allah dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, menjelaskan kebenaran dan menangkis kebatilan.
Dan sarana-sarana modern lainnya yang bisa membantu mewujudkan tujuan dan sasaran dakwah kepada agama Allah sehingga alam semesta mengetahui kemuliaan Islam. Wallahu a’lam.
—
tulisan ini saya copas dari fanpage Hadist Shahih