Apah iwik…

Tluk! Kotak susu UHT coklat itu terpelanting
sampai menabrak kipas angin.
“Udah abis”, sungut si anak yang melemparnya.
“Udah abissss…”, adiknya membeo sambil tetap
minum susunya yang masih separo.
“Mas, Kalo udah abis, tolong kotaknya dibuang ke
tempat sampah ya”
Si kakak menggeleng dengan cepat.
“Itu sampah lho, mas”
“Atu sampah emoh”, sahutnya sambil tetap geleng
kepala.
Hmm…ya sudahlah. Memang anak ini kalau udah
bilang emoh harga mati deh. Kadangkala, masalah
sampah pun bisa jadi tangisan setengah jam.
Tapi tiba-tiba si adik mendatangi kakaknya,
“Apah…Wik,apah.”
“Emoh, atu adek emoh”, reflek si kakak menepis
tangan adik di bahunya.
Sambil tetap menggumam iwik apah iwik apah si
adik memungut kotak susu kakaknya lalu berlari ke
dapur. Tujuannya…tempat sampah!
Sebelum mengulurkan tangan ke tempat sampah, ia
menoleh kakaknya lalu sambil mengangguk-angguk
berkata, “Apah. Iwik apah”
Yah, terkadang saat mengajarkan sesuatu, belum
tentu yang ditangkap sama dengan yang
dimaksudkan. Terkadang seseorang yang
dituju,namun sampai kepada yang lain.
Terimakasih boys, kalian mengajarkan ibu banyak
hal.
Ibu sayang kalian, selalu

Madiun, 11 Mei 2013
posted from Bloggeroid

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *